Penambahanpakan tambahan adalah hal yang membedakan songket dengan tenun biasa. Dari situ akan terbentuk motif. Selain benang tambahan warna emas atau perak, ada juga beberapa songket dari suku-suku tertentu yang dimasukkan manik-manik. Rumitnya pengerjaan ini membuat songket biasanya memakan waktu minimal satu bulan. 3. Motif
Padazaman silam, motif dan warna yang terdapat pada tenunan songket melambangkan kedudukan seseorang. kos pekerja dan masa. Anggaran harga bagi songket eksklusif biasanya antara RM5,000 hingga RM10,000 sehelai. Yusof berkata, benang ialah bahan asas yang digunakan untuk membuat tenunan iaitu benang kapas, sutera, benang emas dan benang
Songketadalah sejenis kain tenunan tradisional orang melayu di Malaysia, Indonesia dan juga Brunei. Biasanya ia ditenun tangan dengan menggunakan bantuan kaki, dan mempunyai corak yang rumit benang emas dan perak. Benang sutera, kapas atau polyester adalah antara bahan utama dalam pembuatan songket. Jenis benang yang digunakan menentukan
Kaintenun Donggala memiliki keunikan dalam jenis teknik yang digunakan dan motif yang dipakai. Terdapat enam jenis kain tenun Donggala. Pertama adalah kain Pelekat Garusu yang bercorak kotak-kotak dengan kombinasi warna merah tua. Kedua kain Buya Sura yang mendapat pengaruh dari Samarinda, ditinjau dari warnanya yang didominasi ungu.
Jumlahkarat yang digunakan biasanya hanya dua karat dan setiap karat mempunyai empat batang anak kayu. 7. Menyolek Cara menyolek reka corak adalah dengan menyusulkan lidi-lidi buluh pada benang losen yang dikehendaki. Biasanya kain songket ditenun dengan teknik tekat tiga atau tekat lima. Jika menggunakan tekat lima, setiap lima unit
CUVqUEx.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID rLKMgxEVlvs3MiCY0bXZfk1Z5gidWg7mzIvptQ-kcUfyVi7sk2hnEQ==
Kain songket merupakan salah satu jenis kain yang eksklusif. Tidak semua orang memilikinya dan umumnya hanya kalangan tertentu saja. Selain bahannya tidak ditemukan secara umum di pasaran harganya juga lebih mahal dibanding katun, toyobo, spandek dan sejenisnya. Pemanfaatannya juga tidak untuk pakaian sehari-hari. Songket merupakan bahan yang dihasilkan dari proses menjalin benang-benang menjadi jalinan khas. Proses pembuatannya secara manual menggunakan tangan sehingga setiap benangnya dijalin dengan teliti. Hal inilah yang menyebabkan harganya mahal selain juga dari bahan emas yang digunakan. Penggunaannya hanya terbatas pada acara formal tertentu. Teknik Pembuatan Kain Songket Pembuatan songket dilakukan dengan tangan pengrajin menggunakan alat khusus dan bukan mesin. Songket dianyam dalam dua tahapan yang pertama adalah pola dasar dengan warna benang polos. Hasil anyamannya cukup sederhana kemudian dilanjutkan tahap kedua yaitu menyisipkan benang dekoratif. Benang dekoratif yang digunakan adalah benang emas atau perak. Membentuk pola tertentu yang menjadikan songket lebih menarik. Warna emas dan perak memberikan efek mengkilap yang mewah. Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi dalam menjalin benang-benang songket tersebut. Umumnya dilakukan oleh wanita disela kesibukan sehari-hari. Secara umum peralatan songket sangat sederhana yaitu alat tenun yang terbuat dari kayu, kayu atau bambu untuk menarik benang, pembuat motif dan alat memasukkan atau menyisipkan benang. Benang yang digunakan adalah katun dikombinasikan dengan sutra dan benang berwarna dari bahan lain. Warna Pembuatan Kain Songket Warna songket kebanyakan adalah warna alami yang tidak mencolok. Tetapi justru karakteristik unik ini menyebabkan songket begitu diminati. Tidak banyak ditemukan pada kain lain karena kebanyakan pewarnaan berasal dari bahan kimia. Bahan alami digunakan karena dikerjakan manual yang semuanya masih tergantung dengan alam. Warna ungu dan merah anggur dihasilkan dari buah kesumba, kuning berasal dari kunyit, hijau dari daun suji dan sebagainya. Dibanding bahan lain yang bermotif, songket memiliki karakter tradisional dan alam. Warnanya tidak mencolok namun tegas menjadi ciri khas sebagai kain tradisional. Tetapi saat ini sudah banyak pengrajin yang beralih menggunakan pewarna tekstil. Sebab bahan alami yang biasa digunakan sebagai pewarna alami sudah semakin jarang dibudidayakan. Meskipun begitu tidak mengurangi keindahan dan ciri khas dari songket. Paling menonjol dari songket adalah simbol-simbol yang digunakan sebagai motif. Arti Simbol Kain Songket Layaknya bahan batik yang masing-masing memiliki makna pada motifnya, songket juga demikian. Songket sudah dibuat sejak jaman dahulu tak heran jika motifnya merupakan simbol-simbol yang memiliki arti khusus. Bukan tanpa alasan, masing-masing simbol memiliki makna yang masih dipercaya hingga saat ini. Motif bunga mawar, bermakna sebagai penolak bala. Filosofi mawar yang cantik, wangi dan berani dikaitkan dengan kemampuannya menolak mara bahaya. Motif songket ini digunakan dalam acara adat cukur rambut pada bayi. Dipakai sebagai selimut maupun kain gendong bayi. Motif bunga tanjung memiliki makna keramahtamahan tuan rumah. Biasa digunakan untuk menyambut tamu. Baik acara daerah maupun acara formal pribadi. Motif bunga melati sebagai simbol sopan santun, suci dan anggun. Jaman dahulu motif ini digunakan oleh tuan puteri yang belum menikah. Motif pucuk rebung memiliki makna harapan di masa depan. Filosofi bambu yang unggul, tinggi, kokoh tidak mudah goyah oleh apapun. Kebanyakan songket memiliki motif pucuk rebung pada bagian kepala. Harapan yang disampaikan melalui kain songket ini adalah pemakainya selalu mendapat keberuntungan dan kebaikan sepanjang hidupnya.
Jakarta - Kain songket merupakan kain tenun tradisional yang ditenun dengan tangan. Keindahan kain songket adalah karena ditenun dengan benang berwarna emas dan songket biasanya dikenakan sebagai pakaian dari acara-acara resmi. Tidak hanya itu kain ini juga biasanya dipajang sebagai songket biasanya memiliki cara perawatan yang cukup unik. Terdapat beberapa kain songket yang tidak bisa dicuci. Untuk perawatannya kain songket jenis sutera bisa dicuci dan dikeringkan dengan diangin-anginkan kain songket berbahan katun akan luntur jika terkena air terlalu berlebihan. Untuk itu hindari terkena air dan keringat yang sering terjadi pada bagian pinggang. Kain songket juga dapat disetrika tetapi jangan terlalu panas, dan setrika di bagian dalamnya penyimpanannya dengan menaruh di tempat yang kering dan tidak terkena paparan sinar matahari Kain SongketKeindahan kain songket adalah karena ditenun dengan benang berwarna emas dan perak. Kain songket merupakan kain tradisional khas Melayu tepatnya di Sumatera Selatan dan Minangkabau. Kain songket juga sering digunakan sebagai properti/aksesoris pada tarian songket yang digunakan memiliki motif geometris abstrak murni yaitu perulangan garis zig zag yang disebut dengan motif tumpal yang memiliki simbol keramahan, ketertiban, dan saling songket juga biasanya digunakan dalam acara pernikahan. Tidak hanya mempelai yang menggunakan tetapi juga keluarga bahkan tamu menggunakan songket juga umumnya digunakan untuk penari gending sriwijaya untuk menyambut tamu kehormatan. Kain songket juga memiliki motif yang berubah-ubah. Dalam sehelai kain songket terdapat dua sampai tiga kombinasi motif yang menghasilkan gugusan gambar yang membuat kain semakin indah dan adalah macam-macam kain songket yang dilansir dari buku Kamus Istilah Tarian Melayu karya Irwan P Ratu Bangsawan1. Kain songket benang mas lepus dan warna-warni2. Kain songket benang mas lepus biasa3. Kain songket benang mas lepus jando baraes hijau, merah, dan kuning4. Kain songket benang jando penganten hijau dan merah5. Kain songket benang emas bungo inten6. Kain songket benang emas tretes midar atau bidar7. Kain songket benang emas pulir biru8. Kain songket benang emas kembang siku hijau9. Kain songket benang emas bungo cino10. Kain songket benang pacik11. Kain songket benang emas cukitanJadi keindahan kain songket adalah karena ditenun dengan benang berwarna emas dan perak, serta memiliki banyak fungsi. Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] atj/lus
Kain Songket – Songket adalah jenis kain yang masih termasuk golongan brokat. Kain ini ada di mayoritas negara – negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, dan Thailand Selatan. Songket dibuat menggunakan tangan dengan bahan sutera atau katun, lalu diberi motif dengan benang perak atau emas. Benang – benang yang berkilau itu menonjol dibandingkan dengan warna benang lainnya, sehingga memberikan efek yang indah. Dalam proses penganyaman, benang metalik disisipkan di antara benang warna dasar. Teknik ini disebut benang pakan. Sejarah Kain SongketKain Songket dalam TradisiFilosofi Kain SongketBahan dan Alat Pembuatan Kain SongketTeknik Pembuatan Kain SongketJenis Jenis Kain SongketWarna yang Digunakan dalam Pembuatan Kain SongketArti dari Simbol pada Kain Songket Kain Songket Meskipun banyak digunakan dan terkenal di banyak negara, sejarah kain songket di Indonesia agaknya kurang lengkap. Pembuatan kain songket pertama – tama diasosiasikan dengan pendudukan bangsa Melayu di Sumatera, tetapi teknik produksi yang lebih berkembang bisa jadi diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab. Dalam tradisi Indonesia, kain songket dihubungkan dengan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim yang makmur pada abad ke-7 hingga 13. Alasannya adalah karena Palembang merupakan salah satu daerah produsen songket terbaik di Indonesia. Songket adalah tekstil mewah yang memerlukan beberapa lapisan dan benang emas disisipkan ke dalamnya. Menurut sejarah, tambang emas berlokasi di pedalaman Sumatera, tepatnya di dataran tinggi Jambi dan Minangkabau. Meskipun benang emas pernah ditemukan terkubur di antara peninggalan kerajaan Sriwijaya bersamaan dengan batu rubi dan piringan emas, tidak ada bukti para pengrajin kain songket menggunakan benang emas sejak abad 7 hingga 8. Kemungkinan besar, songket berkembang setelah zaman itu. Lain dengan di atas, menurut tradisi Kelantan, penganyaman songket datang dari Utara di daerah Kamboja – Siam lalu meluas hingga ke Pattani, dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu pada abad ke-16. Produksi songket berlanjut sampai ke pinggiran Kota Bharu dan Terengganu. Pengrajin yang berada di Terengganu percaya bahwa teknik pembuatan songket diperkenalkan ke Malaysia lewat India melalui Palembang dan Jambi. Asal usul kain songket memang tidak jelas, namun kemungkinan besar pembuatan songket masuk ke Malaysia lewat penggabungan antar keluarga kerajaan. Ini adalah kejadian yang umum pada abad ke-15 untuk menyusun strategi kekuasaan. Produksi kain songket mungkin diletakkan di kerajaan yang kuat secara politik karena mahalnya biaya. Secara tradisional, songket merupakan kain yang mewah, sangat indah, dan hanya digunakan untuk acara – acara tertentu seperti festival religius dan perayaan khusus lainnya. Songket telah menjadi garmen yang wajib digunakan pengantin pria maupun wanita dalam acara pernikahan, serta merupakan bagian penting dari pakaian adat Palembang, Minangkabau, dan Bali. Kain Songket dalam Tradisi Kain Songket Pada zaman ini, kain songket paling banyak digunakan dalam upacara adat, misalnya pakaian pengantin. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mempromosikan songket sebagai bahan pakaian yang populer, baik di dalam maupun di luar negeri. Saat zaman penjajahan, songket dari Sumatera Barat telah dipamerkan di Belanda. Banyak juga pameran yang telah digelar dengan tujuan untuk mempertahankan dan mempromosikan seni tradisional pembuatan songket, seperti pameran songket yang digelar tahun 2015 oleh Museum Tekstil Jakarta. Acara ini memamerkan sekitar 100 karya songket dari berbagai provinsi di Indonesia. Ada juga Sawahlunto Songket Carnival yang digelar di Sawahlunto, Sumatera Barat pada bulan Agustus 2015. karnival ini menampilkan parade dan pameran dengan peserta berbagai studi pembuatan maupun pengrajin songket tradisional di seluruh Sumatera Barat. Karnival yang digelar tanggal 28 Agustus 2015 ini juga berhasil membuat rekor MURI pengguna songket terbanyak dalam satu waktu, karena pada acara ini orang menggunakan songket Silungkang secara bersamaan. Saat Ini, songket telah menjadi sumber inspirasi bagi desainer busana kontemporer. Banyak seniman muda Indonesia yang menyadari keindahan kain songket sehingga mereka mengaplikasikannya ke berbagai karya mereka. Filosofi Kain Songket Kain Songket Kata songket berasal dari bahasa Melayu, yaitu “sungkit” yang memiliki arti “mengait”. Bukan tanpa alasan, penamaan ini berkaitan dengan metode yang digunakan. Cara membuat motif pada kain songket adalah dengan menyisipkan benang lungsi di sela – sela benang pakan pembentuk kain. Biasanya benang yang digunakan untuk membuat corak adalah benang emas atau perak, sedangkan penyusun latar adalah benang sutera atau katun. Di Sumatera Barat, para pengrajin kain songket disebut dengan nama Pandai Sikek. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi songketnya adalah Sepuluh Koto, Tanah Datar, dan Payakumbuh. Motif songket pun memiliki sebutan tersendiri, yaitu cukie. Setiap cukie memiliki kisah dan sejarahnya sendiri, kebanyakan terinspirasi dari budaya Islam. Contoh motif songket yang paling terkenal adalah Kaluak Paku dan Pucuak Rabung. Arti dari Cukie Pucuak Rabung yaitu tanaman bamboo yang kuat dan sangat berguna bagi kehidupan manusia sehingga pemakainya diharapkan akan memiliki sifat yang demikian pula. Untuk membuat satu buah kain sarung berukuran standar, seorang pengrajin songket akan memerlukan waktu sekitar satu bulan. Namun waktu ini juga masih bervariasi, tergantung dari ukuran, motif yang dibuat, serta kehalusan kainnya. Tak lepas juga dari keahlian sang pengrajin kain songket. Semakin besar ukuran kain dan semakin rumit motifnya, tentu saja akan dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat sebuah kain. Maka dari itu, tentunya kita perlu menghargai kain songket sebagai warisan budaya Indonesia yang tak boleh hilang. Bahan dan Alat Pembuatan Kain Songket Kain Songket Ada dua bagian alat pembuatan songket, yaitu alat tenun utama yang terbuat dari kayu atau bambu dan alat penunjang yang mencakup alat penarik benang, pembuat motif, serta alat untuk memasukkan dan mengambil benang. Bahan untuk membuat songket yaitu benang katun, sutra, atau dari bahan lainnya yang mendukung keindahan kain songket. Dipercaya bahwa di masa lalu, benang dari emas sungguhan digunakan untuk membuat songket. Benang katun dilapisi dengan emas cair sehingga menghasilkan benang emas. Namun karena saat ini emas dan perak merupakan bahan yang mahal harganya, benang emas maupun perak imitasi lebih umum digunakan. Alat yang digunakan para pengrajin untuk membuat kain songket kebanyakan terdiri dari bambu dan kayu. Namanya adalah panta. Pada umumnya, panta memiliki ukuran 2 x meter. Beberapa bagian panta yaitu 1. Gulungan Ini adalah bagian yang dipakai untuk menggulung benang dasar dari bahan sutera atau katun. 2. Sisia Bagian ini digunakan untuk merentangkan benang serta memperolehnya. 3. Pancukia Bagian ini berfungsi untuk membuat motif pada kain songket. 4. Turak Benang tambahan dimasukkan ke pola benang dasar menggunakan bagian ini. 5. Pamedangan Ini adalah tempat khusus untuk menenun songket. Pada alat ini, mesin pembuat songket panta diletakkan, lalu pada bagian depannya diletakkan dua buah tiang yang berguna untuk menyangga kayu yang digunakan untuk menggulung hasil tenunan. 6. Kayu paso Kayu panjang ini digunakan untuk menggulung kain songket yang sudah jadi. 7. Palapah Bagian ini berfungsi untuk merentangkan benang latar. 8. Ani Bagian ini merupakan pelengkap alat, fungsinya adalah untuk menggulung benang. Teknik Pembuatan Kain Songket Kain Songket Teknik menyongket secara umum bisa dijelaskan sebagai menjalin benang – benang dalam susunan yang membentuk pola yang indah. Ada sekitar empat jenis teknik benang pakan yang diterapkan dalam pembuatan kain songket. Setiap pengrajin biasanya menggunakan teknik andalan mereka sendiri – sendiri untuk menghasilkan kain dengan motif yang dikehendaki. Penganyaman songket dilakukan dalam dua tahap, yaitu menganyam kain dasar dengan pola yang tidak begitu rumit, lalu memasukkan unsur yang lebih dekoratif ke kain dasar tersebut. Benang emas atau perak yang mengkilap dimasukkan dan dirangkai ke kain dasar menurut pola atau bentuk tertentu, sehingga menghasilkan efek mengkilap. Membuat kain songket secara tradisional merupakan pekerjaan “paruh waktu” kaum wanita yang dikerjakan di sela – sela kesibukan sehari – hari mereka. Proses pembuatan kain songket yang lumayan rumit dipercaya bisa meningkatkan kualitas dalam diri seorang wanita, karena tentu saja kesabaran dan ketelitian akan terlatih. Jenis Jenis Kain Songket Kain Songket 1. Songket Lepus Kata lepus memiliki makna menutupi. Nama ini mencerminkan ciri khas dari jenis kain songket ini, yaitu warna emas yang menutupi hampir seluruh permukaan kain. Namun warna emas tersebut tak asal dibuat menutupi. Ada beberapa jenis songket lepus, antara lain lepus lintang motif bintang, songket lepus berantai, songket lepus ulir, dan lain – lain. 2. Songket Tawur Kata tawur artinya menyebar atau bertaburan. Hal ini juga terlihat dari motif kainnya, yaitu adanya motif yang tidak menutupi keseluruhan permukaan kain, menyebar dalam kelompok – kelompok kecil. Benang pakan yang membentuk motif kain songket tawur ini juga tidak disusun dengan cara disisipkan dari pinggir ke pinggir kain. Beberapa jenis songket tawur adalah taur lintang, tawur tampak manggis, tawur nampan perak, dan masih banyak lagi. 3. Songket Tretes Jenis kain songket ini memiliki ciri khas tidak ditutupi motif pada bagian tengah kain. Bisa saja pada sebuah kain songket tretes, motif kain hanya ada di kedua ujung pangkal atau di bagian pinggiran. Pada jenis kain ini, bagian tengah dibiarkan polos tanpa motif apa pun. 4. Songket Bungo Pacik Songket bungo pacik memiliki ciri khas sebagian besar motif terbentuk dari benang katun putih sehingga warna – warna mencolok seperti emas dan perak tidak begitu kentara. Warna hiasan ini hanya digunakan sebagai motif selingan. 5. Songket Limar Yang paling membedakan kain songket limar dengan kain songket lainnya adalah teknik pembuatannya. Dalam pembuatan songket pakan, digunakan corak ikat pakan. Motif khas dari kain songket jenis ini dihasilkan dari jalinan benang lungsi yang terlebih dahulu dicelupkan dalam pewarna pada bagian yang dikehendaki sebelum mulai menenun. Kain songket jenis limar ini biasanya dipakai sebagai kain sarung laki – laki maupun perempuan. Jika sudah menjadi pakaian, kain songket ini disebut sewet. Pada umumnya, motif kain songket limar dikombinasikan dengan motif songket lain yang serasi untuk membuat pakaian. 6. Songket Kombinasi Sesuai namanya, songket kombinasi adalah gabungan dari beberapa jenis motif kain songket. Sebagai contoh, ada songket Bungo Cino yang mengandung unsur songket Bungo Pacik dan Songket tawur. Ada juga songket Bungo Intan, yaitu perpaduan dari songket Bungo Pacik dan tretes. Selain 6 jenis songket yang telah disebutkan barusan, masih banyak lagi jenis motif songket yang bisa Anda temukan di nusantara. Umumnya, nama songket berdasarkan motif yang dominan. Misalnya ada songket bungo manggis, songket sorong, dan masih banyak lagi. Banyaknya ditemukan kain songket bermotif bunga menandakan bahwa kegiatan membuat songket atau tenun sangat erat kaitannya dengan kehidupan wanita. Selain itu, aktivitas menenun atau menyongket juga mencerminkan kelembutan wanita. Konon, wanita pada zaman dahulu melakukan kegiatan menyongket sembari menunggu lamaran dari pria. Meskipun telah banyak perubahan kain songket dari waktu ke waktu, tidak terlalu banyak ditemukan motif baru kain songket. Kreasi baru dari kain songket biasanya tidak jauh dari motif yang sudah ada. Umumnya, pembuatan motif baru kain songket dihasilkan dari penggabungan beberapa motif songket lainnya sehingga tercipta suatu motif baru yang indah, namun tetap sejalan dengan aturan dan kepercayaan. Warna yang Digunakan dalam Pembuatan Kain Songket Kain Songket Kebanyakan warna yang ada pada kain songket didapatkan dari warna – warna alami. Maka tak heran jika warna kain songket tidak begitu mencolok, tetapi tetap cantik dan enak dipandang. Misalnya, buah kesumba bisa digunakan untuk menghasilkan warna ungu dan merah anggur. Warna kuning bisa dihasilkan dari kunyit. Meskipun mengetahui bahan dasarnya, tetap saja tidak boleh sembarangan dalam membuat pewarna kain songket. Penggunaan bahan dasar umumnya diambil dari lingkungan yang dekat dengan sang pengrajin. Sayangnya, dewasa ini lahan untuk membudidayakan tanaman pewarna sudah tidak banyak tersedia sehingga banyak pengrajin songket yang beralih ke pewarna tekstil kimia. Arti dari Simbol pada Kain Songket Kain Songket Seperti halnya hidup manusia yang penuh dengan simbol – simbol, begitu juga halnya dengan kain songket yang dipenuhi dengan beragam simbol. Dalam setiap kain songket dapat ditemukan warna, lambang, dan corak yang berbeda sehingga setiap helai kainnya mempunyai ciri dan penampilan yang unik dan menarik. Beberapa contoh simbol yang bisa ditemukan pada kain songket dan maknanya antara lain 1. Motif Bunga Mawar Bunga mawar yang ditemukan pada motif kain songket memiliki makna menolak marabahaya. Biasanya, kain songket yang memiliki gambar bunga mawar digunakan dalam upacara adat cukur rambut bayi. Kain ini dipakai baik sebagai selimut maupun kain gendongan. Adanya motif bunga mawar padakain songket diharapkan bisa menjadi penolak bahaya bagi sang anak dan ia akan selalu berada dalam lindungan Tuhan. 2. Motif Bunga Tanjung Motif ini melambangkan keramahan seseorang sebagai tuan rumah. Selain itu, motif bunga tanjung juga bisa dipakai untuk menyimbolkan selamat datang kepada tamu. Maka dari itu, orang yang sedang menyambut tamu biasanya mengenakan kain songket dengan motif bunga tanjung. 3. Motif Bunga Melati Bunga yang indah ini melambangkan sopan santun, kesucian, dan keanggunan bila dilukiskan pada kain songket. Pada zaman dahulu, biasanya kain songket dengan motif bunga melati dipakai oleh para puteri raja yang belum menikah. 4. Motif Pucuk Rebung Motif ini melambangkan harapan yang baik di masa depan, karena bambu adalah pohon yang sangat kokoh dan tidak mudah goyah oleh apa pun. Mayoritas kain songket memiliki motif pucuk rebung di bagian kepala. Harapannya, sang pemakai bisa selalu beruntung serta diiringi hal baik sepanjang hidupnya. Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih Kain Songket
warna benang yang digunakan dalam teknik songket biasanya