5pembalap MotoGP asal Italia yang bisa lanjutkan kejayaan Valentino Rossi akan dibahas dalam artikel ini. Lalu, siapa saja yang pantas menjadi suksesor juara dunia MotoGP tujuh kali itu? Valentino Rossi resmi menjadi legenda MotoGP setelah pensiun pada 2021. Pembalap dengan julukan The Doctor itu sudah jadi pesona sejak turun membalap di kelas 125cc atau sekarang Moto3. SelamatPagiiiii Indonesia :) Edisi gagal tidur malam ini plus kehabisan tontonan, jadilah cussssss ke kompasiana :) Sebenarnya sudah gak Kedua di race penentu juara dunia 2015 ini, Rossi harus membalap dari posisi buncit akibat ulah Marquez Wahyudi di Sepang yang menyebabkan Rossi disangsi oleh Mike Webb dengan 3 penalti. Lengkap sudah nestapa yang dipikul VR46 akibat kezaliman kaum Wahyudi itu, yang dinahkodai Marquez Wahyudi. Rossitak pernah merebut juara sejak tahun 2013. RioEristiawan, Jurnalis · Rabu 09 Februari 2022 11:53 WIB. Valentino Rossi juara MotoGP 2004. (MotoGP.com) DAVIDE Brivio mengaku terkejut ketika Valentino Rossi menjadi juara dunia MotoGP 2004 bersama Yamaha. Ia menilai Valentino Rossi bisa menjadi juara meski dengan motor yang tak cukup cepat. Sebagaimana diketahui, The Doctor -julukan 4ogkO. Menjelang sesi jumpa pers MotoGP Valencia berlangsung, Kamis 11/11/2021 sore, seluruh perhatian tertuju kepada Valentino Rossi Petronas Yamaha SRT. Maklum, inilah balapan terakhir sang legenda setelah sejak 1996 turun di kejuaraan dunia. Sepanjang 26 musim di Kejuaraan Dunia Balap Motor – sejak kelas terkecil, 125cc kini Moto3 hingga MotoGP – hingga sebelum MotoGP Valencia, Rossi mengoleksi 115 kemenangan 89 di antaranya di MotoGP/500cc, 235 podium 199, dan 65 pole position 55. Dari torehan impresif tersebut, Rossi berhasil mengoleksi sembilan gelar juara dunia, yakni 125cc 1997, 250cc kini Moto2 1999, 500cc 2001, serta MotoGP 2002, 2003, 2004, 2005, 2008, dan 2009. Sebelum jumpa pers, Rossi pun berpose bersama seluruh pembalap MotoGP. Pesan-pesan penggemar Rossi dari seluruh dunia pun diputarkan melalui layar lebar, sebelum Rossi berbicara. “Menurut saya, MotoGP adalah ajang balap terbesar di dunia. Sungguh menyenangkan bisa menyaksikan para pembalap terbaik dunia bertarung selama 45 menit untuk menjadi yang terbaik,” ujar Rossi, mengawali sambutannya. Pembalap asal Italia, 42 tahun, itu pun mengaku beruntung memiliki level DNA untuk turun di MotoGP. Saat masih kanak-kanak, Rossi mengaku sangat menikmati balapan dan mengendara motor. Karena itulah Rossi menyebut sangat menikmati persaingan dengan para pembalap lain dengan segala aspeknya, termasuk terkait teknis motor. Ia juga senang bekerja sama dengan mekanik dan teknisi untuk meningkatkan performa motor. Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT, berpose dengan sembilan sepeda motor yang mengantarnya menjadi juara dunia balap motor di semua kelas antara 1997 sampai 2009. Foto oleh Gold and Goose / Motorsport Images Sepanjang kariernya di Kejuaraan Dunia Balap Motor, Rossi tercatat pernah memakai sejumlah merek berbeda. Ia menjadi juara dunia kelas 125cc di atas Aprilia RS125 dan 250cc dengan Aprilia RS250. Saat turun di kelas 500cc, Rossi menjadi juara dunia terakhir kategori tersebut pada 2001 dengan Honda NSR500. Rossi juga menjadi pembalap pertama yang merebut gelar perdana MotoGP pada 2002 dan berlanjut pada 2003 di atas Honda RC211V. Setelah perpindahan mengejutkan ke Yamaha pada 2004, Rossi melanjutkan dominasinya di atas Yamaha YZR-M1 dua musim beruntun. Setelah disalip Nicky Hayden pada 2006 dan Casey Stoner pada 2007 pada perbutan gelar juara dunia MotoGP, Rossi kembali menggila di atas Yamaha YZR-M1 pada 2008 dan 2009. Seusai terpuruk bersama Ducati pada 2011 dan 2012, Rossi kembali ke Yamaha dan sempat tiga kali menjadi runner-up pada 2014, 2015, dan 2016. Hingga membela tim satelit pada musim terakhirnya di MotoGP, Rossi tetap mengendarai M1. “Saya pernah meminta Alberto Puig Manajer Tim Repsol Honda untuk memberikan motor 500cc Honda Honda NSR500, juga karena seharusnya motor itu bisa saya miliki,” ucap Rossi. “Saya memiliki ruangan cukup di rumah. Namun karena satu atau lain hal, motor itu tidak pernah tiba. Saya berharap Honda mengubah pandangannya dan mau memberikannya kepada saya. Saya menjamin akan merawat motor tersebut dan meletakkannya di suhu yang ideal.” Rossi pun mengungkapkan bila di rumahnya ia memiliki hampir seluruh motor yang mengantarnya menjadi juara dunia. “Kecuali Honda. Saya memiliki beberapa Aprilia dan Yamaha di rumah. Yamaha YZR-M1 versi 2004 ada di dekat kamar mandi. Jadi, setiap bangun pagi, saya pasti akan melihatnya,” ucap Rossi sambil tertawa. “Tetapi, jika bisa memiliki semua motor tersebut, tentu akan terasa lebih spesial. Motor-motor itu akan menjadi kenangan saya selama lebih dari 10 tahun turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor.” Baca Juga Lando Norris Ajak Valentino Rossi Balapan Bareng Valentino Rossi Tak Akan Dapat Kemudahan di MotoGP Valencia Target Valentino Rossi di Balapan Penutup Kariernya JAKARTA, - Valentino Rossi selama karirnya menjadi pebalap MotoGP sudah meraih sembilan gelar juara dunia. Namun, ada tiga titel yang menurutnya sangat berkesan. Rossi sudah 26 tahun menjadi pebalap MotoGP. Pertama kali dia balapan adalah pada 1996 bersama tim pabrikan Aprilia di kelas 125 cc. Dia meraih kemenangan pertamanya di tahun yang sama di juga Lorenzo Sebut Rossi Tidak Akan Jadi Juara Dunia pada 2015 meski Tanpa Penalti Tahun 1997, dia berhasil meraih gelar juara dunia pertamanya, yakni di kelas 125 cc. Lalu, Rossi menjadi juara dunia lagi pada 1990, tapi di kelas 250 cc. Pada 2001, Rossi berhasil jadi juara dunia di kelas 500 cc. AFP/YOAV LEMMER Valentino Rossi di atas motor balap 500 cc 2-tak Masuk era MotoGP, Rossi juga berhasil meraih beberapa gelar juara dunia. Terakhir kali dia menjadi juara dunia adalah 13 tahun yang lalu, tepatnya pada 2009. "Ada tiga titel juara yang saya ingin sorot. Pertama, di 2001, ketika saya menang di era 2-tak terakhir di 500 cc. Lalu, di 2004 ketika saya menjadi juara dunia MotoGP di musim pertama bersama Yamaha," ujar Rossi, dikutip dari Jumat 7/1/2022.Baca juga Ini Satu-satunya Pebalap Jepang yang Diidolakan Valentino Rossi "Setelah itu, pada 2008, karena saat itu saya juga sudah tua, dan orang-orang mengatakan bahwa masa saya sudah habis. Sebab, saya kalah di kejuaraan dunia pada 2006 dan 2007, dua kali berturut-turut, lawan Nicky Hayden dan Casey Stoner," katanya. FILIPPO MONTEFORTE Max Biaggi dan Valentino Rossi. AFP PHOTO/Filippo MONTEFORTE Photo by FILIPPO MONTEFORTE / AFP Rossi menambahkan, biasanya karir balap seseorang akan berakhir ketika mencapai usia 30 tahun. Tapi, itu berubah ketika Rossi memutuskan untuk mengganti ban dari Michelin ke Bridgestone pada 2008. Pada saat itu, belum ada aturan pemasok ban tunggal. Tiap pabrikan masih diizinkan untuk menggunakan merek ban pilihannya. Valentino Rossi "Itulah bagaimana saya bisa kembali ke atas. Saya mengalahkan Jorge Lorenzo, Stoner, dan Dani Pedrosa di musim 2008," ujar Rossi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

resensi valentino rossi sang juara