RajaMuna XXXVI - La Ode Dika gelar Omputo Komasigino ( 1930- 1938 ). Pada masa pemerintahan La Ode dika dilakukan pemugaran masjid agung di Kota Muna menjadi semi permanen. Sebagian dari bahan pembuatan masjid tersebut dibantu oleh Jules Couvreur seorang kontrolir Belanda yang bertugas di Muna saat itu . Sebagai mana raja muna yang lain, La Terjemahanfrasa SETENGAH ULAR dari bahasa indonesia ke bahasa inggris dan contoh penggunaan "SETENGAH ULAR" dalam kalimat dengan terjemahannya: Dia adalah makhluk yang setengah ular dan setengah manusia wanita. Evenberlangsung dari setengah 12 siang dan berakhir jam 4 sore. Tak kurang 700-an tiket terjual. "Lumayan buat kepanitiaannya mas, dimana pada hari ini banyak lomba di wilayah lain bertebaran" ungkap Yoyok kepada awak media. lalu Plaza Cup Semarang juara 5, Muna Cup Kudus juara 1,2,2. Juara 1 di Pandawa Cup, Ponorogo. Dan kali ini Viralular piton raksasa berukuran hampir 8 meter ditemukan warga Muna lagi, terpaksa ditarik motor setelah dibunuh. Viral ular piton raksasa berukuran hampir 8 meter ditemukan warga Muna lagi, terpaksa ditarik motor setelah dibunuh. Jumat, 29 Juli 2022; Cari. Network. SaktiMuna Ular Sebesar Kereta Api. KAIJU NUSANTARA. Siri - 4. Saktimuna. Ular Gergasi yang digeruni disekitar Langkasuka,Kedah Tua,Sumatera hingga ke Perak. Keganasan saktimuna mula direkodkan ketika era Sang Sapurba dimana ketika mula2 baginda mendarat dibumi Nusantara dan diterima sebagai Rajabaginda diminta untuk menangani Ular bfAOn. Dalam kehidupan ini, terdapat berbagai macam mitos yang di percaya oleh sebagian besar umat manusia. Mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa yang mengandung arti mendalam dan diungkapkan dengan cara gaib KBBI 2010. Setiap daerah dan suku bangsa memiliki mitosnya masing – masing, terkadang dalam suatu daerah terdapat belasan bahkan puluhan cerita mitos yang dipercaya dan selau di ceritakan turun temurun oleh anggota masyarakat di daerah tersebut. Layaknya daerah - daerah lain di indonesia di daerah tempat kelahiran saya yaitu di pulau Buton juga memiliki cerita – cerita mitos yang selalu di ceritakan secara lisan sejak zaman dahulu. Salah satu mitos yang berkembang dan dipercaya oleh sebagaian besar masyarakat sampai saat ini adalah tentang sosok mahluk sakti mandaraguna yang memiliki bentuk tubuh yang tidak lazim, yaitu separuh ular dan separuh lagi di daerah saya menyebut mahluk ini dengan nama la ode wuna. GAMBAR ILUSTRASI SOSOK LA ODE WUNA Dinamakan la ode wuna karena menurut cerita bahwa ia lahir di pulau muna yaitu sebuah pulau yang terletak tidak jauh dari pulau buton. Dan sekaligus laode wuna juga merupakan putra dari salah satu raja muna yang bernama omputo sangia. Untuk lebih jelasnya, silahkan kawan – kawan simak kisah tentang la ode wuna di bawah ini. syahdan, di pulau muna hiduplah seorang raja yang bergelar Omputusangia, nama asli dari Omputusangia adalah La Ode Husaeni di perkirakan beliau memerintah pada tahun 1716-1757. Omputusangia memiliki seorang istri yang sudah dinikahinya selama tujuh puluh tahun. Dalam kesehariannya , Omputusangia hanya disibukkan dengan berbagai macam urusan pemerintahan. Akibatnya beliau tidak pernah berpikir untuk memperoleh keturunan sebagai pelanjutnya. Pada suatu malam,ketika Omputusangia duduk merenung di tempat peristirahatannya, ia pun mulai menyadari bahwa setelah tujuh puluh tahun pernikahannya, ia dan istrinya belum juga dikaruniai seorang anak. Keadaan ini pada akhirnya membuat omputo sangia menjadi resah dan frustasi. suatu hari, Omputusangia mendapat kabar dari pengawal kerajaan bahwa pulau Muna dikunjungi oleh seorang saudagar dari Arab dengan niat untuk menyebarkan agama Islam, saudagar tersebut bernama Saidhi Raba. Pengawal kerajaan itu menambahkan pula bahwa Saidhi Raba memiliki kesaktian yang luar biasa dan Karena kesaktianya itu Saidhi Raba datang di pulau Muna lewat udara. Mendengar berita itu, Omputusangia memerintahkan pengawalnya untuk memanggil Saidhi Raba agar datang menemuinya di istana. Olehnya itu, berangkatlah pengawal kerajaan tersebut ke tempat Saidhi Raba. Setelah raja menunggu seharian di istana, akhirnya pengawal yang disuruhnya tadi kembali, namun tidak bersama Saidhi Raba. Melihat wajah raja yang kelihatan marah, pengawal tersebut menjelaskan alasannya mengapa ia tidak datang bersama Saidhi Raba. Pengawal itu mengatakan bahwa Saidhi Raba tidak ingin datang ke Istana karena raja memelihara babi, dan menurut ajaran agama Saidhi Raba yakni Islam, babi adalah binatang yang haram. Demi untuk menghadirkan Saidhi Raba keistana, omputo sangia rela melepas seluruh babi peliharaanya, dan Setelah itu diperintahkanlah pengawal untuk kembali menjemput Saidhi Tidak lama kemudian,datanglah Saidhi ke Istana dan b menanyakan perihal pemanggilan dirinya. Omputusangia pun berkata bahwa perihal pemanggilan saidhi raba kesitana karena ia ingin menguji kesaktian yang dimiliki Saidhi Raba. Pertama-tama, omputosangia menminta Saidhi Raba untuk membaca isi hatinya, apabila Sidhi Raba dapat membaca apa yang ia inginkan saat itu, maka omputo sangia akan masuk Islam. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Sidhi Raba pun mengatakan bahwa Raja ingin sekali memiliki seorang anak karena istrinya mandul. Dan untuk mewujudkan keinginan omputo sangia , maka Berdoalah Saidhi Raba kepada Tuhan agar agar istri omputo sangia yang sudah tua itu bisa mengandung seorang anak,namun beberapa hari berlalu doa yang di panjatkan saidhi raba tidak kujung itu, Muncul kecurigaan dalam benak omputosangia bahwa Saidhi Raba tidaklah sehebat seperti apa yang dibicarakan. Dengan belum terkabulnya doa saidhi Raba tidak lantas membuatnya putus asa. Ia pun kembali berdoa dan terus berdoa dan pada akhirnya ,doa Saidhi Raba diterima oleh Allah. Istri Raja pun mengandung dan pada akhirnya omputo sangia masuk agama Islam. Sebelum ia kembali, Saidhi Raba mengingatkan pada omputo sangia bahwa roh yang ada dalam kandungan istrinya adalah roh yang terpaksa diberikan Tuhan karena umur permaisuri sudah sangat tua. Tibalah waktunya permaisuri untuk melahirkan. Ternyata perkataan Saidhi Raba benar, anak yang dilahirkan oleh istri Raja Muna tersebut adalah berupa makhluk berbadan setengah manusia dan setengah ular, anak itu di beri nama la ode wuna. Raja pun sangat sedih melihat kondisi anaknya. Setiap hari, apabila ada kunjungan tamu dari Bugis ataupun Minangkabau, anaknya yang diberi nama La ode Muna tersebut selalu disembunyikan oleh raja dalam sebuah guci karena ia malu dengan kondisi fisik yang dialami oleh anaknya itu. Lima belas tahun kemudian, La ode Muna tumbuh menjadi seorang remaja, maka. Mulailah ia menggoda para gadis yang ada dalam lingkungan istana. Ia pun menyampaikan niatnya kepada ayahnya untuk memiliki seorang kekasih, namun Raja tidak menhendaki niatan laode wuna tersebut. Bahkan ia melarang la ode wuna untuk mendekati wanita, karena menurutnya tidak mungkin La Ode wuna dapat menikahi seorang gadis dengan kondisi fisik setengah manusia dan setengah ular. Sampai pada suatu hari, Omputosangia memutuskan untuk mengasingkan La Ode Muna agar ia tidak mendapatkan malu dari anak jadi-jadian itu. Raja kemudian mengasingkan La Ode Muna di Unggumora dengan bekal 44 biji telur dan 44 biji pada akhirnya, di hari ke empat puluh ia diasingkan, La Ode Muna terbang ke langit dengan badan yang menyala sembari berkata bahwa saya telah terbang. Demikianlah kisah tentang laode wuna, bagi sebagian besar masyarakat muna dan buton, percaya bahwa laode wuna masih hidup sampai hari ini. Dan Karena kesiaktian yang dimilikanya laode wuna dianggap sebagai sosok makhluk yang senantiasa melindungi pulau muna dan buton dari berbagai macam ancaman dan marabahaya. Namun begitulah mitos, entah benar atau tidak biarlah akal kita yang mengolahnya. Wallahu alam Bissowab. MikaelF/ CC BY-SA via Ancient Origins Citra Shahmaran melibatkan banyak elemen. adalah nama yang diberikan kepada makhluk mitos yang ditemukan di berbagai budaya Timur Tengah, khususnya di wilayah Anatolia timur Turki. Menurut cerita rakyat dari budaya ini, Shahmaran adalah makhluk dengan bagian atas wanita, dan bagian bawahnya ular. Menurut legenda Shahmaran memiliki kekuatan magis, yang pada akhirnya akan menyebabkan pengkhianatan dan kematiannya di tangan manusia. Legenda Shahmaran bergema bahkan sampai hari ini, karena ia diyakini memiliki kekuatan pelindung. Oleh karena itu, gambarnya digunakan sebagai jimat untuk menangkal kejahatan. Nama Shahmaran berasal dari bahasa Persia, yang merupakan kombinasi dari kata 'shah' dan 'maran'. Yang pertama adalah gelar yang digunakan oleh raja-raja Persia, sedangkan yang kedua berarti 'ular'. Oleh karena itu, Shahmaran secara harfiah berarti 'Raja Ular'. Karena Shahmaran dikatakan perempuan, mungkin lebih tepat untuk menerjemahkan namanya menjadi Ratu Ular. Nama Shahmaran juga sedikit berubah sesuai dengan berbagai budaya di mana makhluk mitos ini ditemukan. Shahmaran terutama terkait dengan Kurdi dan Turki, keduanya mendiami wilayah Anatolia timur Turki. Budaya lain di mana legenda Shahmaran ditemukan termasuk Tatar dan Chuvash di Timur, keduanya berbicara bahasa Turki. Legenda Shahmaran adalah legenda kuno, yang asal-usulnya telah dikaburkan oleh berlalunya waktu. Kisah sentral yang terkait dengan Shahmaran melibatkan seorang pemuda bernama Tahmasp. Tokoh ini dikenal dengan beberapa nama lain, antara lain Cansab, Djansab, dan Cemshab, tergantung versi legendanya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Pada zaman dahulu, di kerajaan Muna yang dipimpin oleh seorang raja bernama Omputusangia, nama asli dari Omputusangia adalah La Ode Husaeni beliau memerintah pada tahun 1716-1757. Omputusangia memiliki seorang istri yang sudah dinikahinya selama tujuh puluh tahun. Setiap hari, Omputusangia hanya disibukkan dengan masalah-masalah kerajaan karena kerajaan adalah sebuah pusat penyimpanan semua hal-hal penting, boleh dibilang semua yang ada dalam kerajaan adalah panutan atau pedoman yang dibutuhkan dan diinginkan oleh rakyat pada suatu malam, Omputusangia duduk di tempat peristirahatannya, ia pun berpikir bahwa sudah tujuh puluh tahun menikahi istrinya namun Omputusangian belum juga mendapatkan keturunan, lelah berpikir akhirnya raja terlelap tidur karena sudah larut malam. Pagi hari, Omputusangia mendapat kabar dari pengawal kerajaan bahwa pulau Muna didatangi seorang saidagar dari Arab dengan niat untuk menyebarkan agama Islam, saudagar itu bernama Saidhi Raba. Pengawal kerajaan itu menambahkan lagi bahwa Saidhi Raba memiliki kemampuan hebat seperti sebuah kesaktian karena Saidhi Raba datang di pulau Muna lewat udara. Mendengar berita itu, Omputusangia memerintahkan pengawalnya untuk memanggil Saidhi Raba datang ke kerajaan. Pergilah pengawal kerajaan tersebut ke tempat Saidhi Raba. Setelah raja menunggu seharian di istana, pengawal yang disuruhnya tadi kembali, namun tidak bersama Saidhi Raba. Melihat wajah raja yang kelihatan marah, pengawal tersebut menjelaskan alasannya tidak membawa Saidhi Raba. Pengawal itu mengatakan bahwa Saidhi Raba tidak ingin dating ke Istana karena raja memelihara babi, dan menurut ajaran agama Saidhi Raba yakni Islam, babi adalah hewan yang kedatangan Saidhi Raba, Raja Muna rela melepas semua babinya. Disurulah kembali pengawal untuk pergi menjemput Saidhi Raba. Sore harinya, Saidhi Raba datang ke Istana dan bertanya pada Raja tentang maksud Raja memanggil dirinya. Omputusangia pun berkata bahwa ia ingin menguji kesaktian dari Saidhi Raba, hingga ia mampu menyebarkan ajaran agama Islam di Muna. Pertama-tama, Raja menguji Saidhi Raba untuk membaca isi hatinya, apabila Sidhi Raba dapat membaca apa yang diinginkan oleh Raja saat itu maka Raja akan masuk dalam ajarannya yakni Islam. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Sidhi Raba pun mengatakan bahwa Raja ingin sekali memiliki seorang anak karena istrinya mandul. Berdoalah Saidhi Raba kepada Tuhan namun doanya belum dikabulkan. Muncul kecurigaan dari Raja bahwa Saidhi Raba tidaklah sehebat seperti apa yang dibicarakan. Saidhi Raba rupanya tidak berhenti disitu, dilanjutkannya lagi untuk berdoa yang kedua kalinya, akhirnya doa Saidhi Raba diterima. Istri Raja pun mengandung dan Raja masuk agama Islam karena senang melihat istrinya telah mengandung. Sebelum pulang, Saidhi Raba berkata pada Raja bahwa roh yang ada dalam kandungan istrinya adalah roh yang terpaksa diberikan Tuhan karena umur istri Raja Muna sudah sangat Saidhi Raba rupanya terus dipikirkan oleh Omputosangia. Tibalah waktunya untuk istri Raja melahirkan. Ternyata perkataan Saidhi Raba benar, anak yang dilahirkan oleh istri Raja Muna berbadan setengah manusia dan setengah ular. Raja pun sedih melihat kondisi anaknya namun ia harus berterima kasih karena ia telah meminta anak itu dari kesaktian Saidhi Raba. Setiap hari, apabila ada kunjungan tamu dari Bugis ataupun Minangkabau, anaknya yang diberi nama La ode Muna selalu disembunyikan dalam guci karena Raja malu dengan keadaan fisik yang dialami oleh belas tahun kemudian, La ode Muna tumbuh menjadi dewasa. Mulailah ia menggoda para gadis yang ada dalam lingkungan istana. Ia pun menyampaikan niatnya untuk memiliki seorang pacar, namun Raja tidak menhendaki dan melarangnya karena tidak mungkin La Ode Muna dapat menikahi seorang gadis bila kondisi fisiknya setengah manusia dan setengah ular. Sampai pada suatu hari, Omputosangia memutuskan untuk membuang La Ode Muna agar ia tidak mendapatkan malu dari anak jadi-jadian itu. Raja membuang La Ode Muna di Unggumora dengan bekal 44 biji telur dan 44 biji ketupat. Setelah empat puluh hari di buang di tempat itu, La Ode Muna terbang ke langit dengan badan yang menyala dan mengatakan bahwa saya telah terbang. Sampai sekarang rakyat Muna tidak mengetahui arah La Ode Muna terbang. Ada pula yang mengatakan bahwa La Ode Muna terbang ke Ternate. La Ode Muna dianggap sebagai seorang yang memiliki ilmu ataupun kemampuan. Jadi, rakyat Muna mengistimewakan La Ode Muna karena ia manusia yang berkah karena disamping memiliki kekurangan ia juga mempunyai kelebihan yakni setiap yang ia ucapkan akan menjadi WunaDhamani wawono, te liwuntomu witeno wuna nando seghonu lambu dokonae kamali be dhumaganie semie omputo nokonano Omputosangiano wuna, neano La Ode Husaeni. Omputusangia nohakui Omputorimbi padamo nokawinie salamponano fitufulu fitu taghumu. Sesegholeo, Omputosangia dowuleane be aru-aruhino okafehumpuha maitu. Norato sewakutu karondoha, Omputosangia nongkora we kamali kafewulehano tamaka Omputosangia minaho dokoana. Anoa nofikirie namedahae sodokoanagho, no wule no fikiri tandano tano lodo rampano nobalamu nomentae, Omputosangia nopoghawawo barita neneangkano welo kamali nandomu mie mengkaratono maeghono we Arabu be patudhuno mefolilino agama Islam. Neano saudagar itu Saidhi Raba. Omputosangia notudu ana buahino sobasi Saidhi Raba rampano Saidhi Raba nodhagani nepandehauno. Pada itu niontagi oraja welo kamali, ana buahino nosulimo ne kamali nadha sikalaha be Saidhi Raba nosuli moisano. Omputosangia nomara rampano mina narumato Saidhi Raba. Ana buahino itu nobisaragho rampano Saidhi Raba nanahumunda nokumala we lambuno Omputosangia rampano Omputusangia nepiara o wewi, Saidhi Raba mina nokumala rampano notimbula wewi ane welo agama Islam no Saidhi RabA, Omputosangia no relamo nofifelei wewino sumano nopoghawa be Saidhi Raba. Notudu tora ana buahino namoghawagho Saidhi Raba. Kapandano gholeo, noratomu Saidhi Raba we lambuno. Nofenagho noafa Omputosangia noniati namena fikirino Saidhi Raba, pasino nopondeimo nokomohea agama Islam se witeno wuna. Pakatandano, Omputosangia notudu Saidhi Raba sa nabasa we totono lolono. Saidhi nobisara, Omputosangia nopindalo nokoana rampano mie lambuno noghafa. Nobasamo doa Saidhi Raba nesalo nekakawasa tamak minahu notarimae, Saidhi Raba nobasa doa ferapakumo maka notarimae. Miendo lambuno Omputosangia no pangidamo be nobalamo taghino. Oputosangia nopesuamo agama Islam rampano notumpu lalono nobalamo taghimo miendo lambuno. Naho nasumuli nobisara Saidhi Raba ne Omputo, rohi welo kandungano ituokasalo-salo nekakawasa rampano umuruno mieno lambuno Saidhi Raba dhadhi fikiri Omputosangia. Noratumu wakutuno sokalentehano anano Omputo. Nokotughumu wambano Saidhi Raba. Anano nolente sebera manusia sebera ghule dokonaemu neano Adhe wuna La Ode Wuna. Omputosangia nobela lalono nowora anano, ano notarimae rampano maeghonomu wekakawasa. Sesegholeo, pedahae ane norato tamu maeghono we Bugis be Minanggkabau, anano sadhia nefebunie welo guci rampano lima taghu tewise, La Ode Wuna nobalamo. Notandamo dua nopogau be kalambe welo kamali. Adh Wuna nopindalomu dua noguma semia robine, nobisaramo ne Omputo tamaka Omputo nanamindalo ane Adhe Wuna noguma. Sampe norato segholeo, Omputo nobutuemo so Adhe Wuna noghomoroemu rampano noambanu. Omputo noghoroe Adhe Wuna we onggumora we pola, be bakuluno fatofulu fatoghonu ghunteli be fatofulu fatoghulu katupa. Fatofulughami doghoroe we onggumora, La Ode Wuna nohoro telani be norende badhano be nobisara inodi ahoromu telani. Sampe ampahiaitu, omieno liwu minamo damendahane bahi nehamai Adhe Wuna, maka nando dua nobisarana nohoro we Ternate. Meindo Wuna, dokonahae La Ode Wuna semie mandahauno kanandono. Dhadi, miendo Wuna doghondofane Adhe Wuna rampano mie barakati, rampano hamai nobesarane nokotughu.

raja muna setengah ular